LEBAK, ArtistikNews.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Taktis Demokratis Wanasalam (Mata Dewa) tetap menggelar aksi unjuk rasa di halaman Gedung DPRD Lebak meski hujan deras mengguyur, Senin (2/12/2024).
Mereka menyuarakan aspirasi terkait konflik tanah di Blok Tenjolaya, Desa Sukatani, Kecamatan Wanasalam, yang hingga kini belum terselesaikan dan terus memanas.
Merobohkan Papan Nama PT MII sebagai Tanda Perlawanan
Korlap aksi, Refi Rizali, menjelaskan bahwa sebelum tiba di gedung DPRD, massa merobohkan papan nama PT MII di pintu masuk Tenjolaya sebagai simbol perlawanan.
“Tanah ini bukan milik PT MII karena izin SHGB sudah habis. Sesuai aturan, tanah tersebut kembali ke negara. Kami meminta DPRD Lebak mendorong Pj Bupati agar membagikan tanah itu kepada petani,” ujar Refi di tengah hujan deras.
Mahasiswa Menyoroti Kinerja Sekretariat DPRD
Refi juga mengkritik Sekretariat DPRD Lebak. Ia menyebut mereka kehilangan surat permohonan RDP dari petani yang diajukan pada 14 Oktober 2024, sehingga Komisi I terlambat membahasnya hampir satu bulan.
RDP Berjalan, Namun Tanpa Solusi
Komisi I akhirnya menggelar RDP pada Kamis (28/11/2024) dengan menghadirkan Pemerintah Desa Sukatani, Pemerintah Kecamatan Wanasalam, Kepala Kantah ATR/BPN Aan Rosmana, dan kuasa hukum PT MII, Jimmi Siregar. Namun mahasiswa menilai rapat itu belum menghasilkan langkah konkret.
“Negara harus hadir untuk melindungi dan menyejahterakan rakyatnya,” tegas Refi.
DPRD Berkomitmen Menindaklanjuti Persoalan Tenjolaya
Ketua DPRD Lebak, dr. Juwita Wulandari, menyatakan siap menindaklanjuti persoalan tersebut bersama Komisi I dan instansi terkait.
“Sebagai wakil rakyat, kami berpihak kepada masyarakat. Kami akan merapatkan langkah lanjutan dan turun langsung ke lapangan,” kata Juwita.
Wakil Ketua II DPRD Lebak, Acep Dimyati, menegaskan bahwa pihaknya akan membawa aspirasi mahasiswa dan petani ke pembahasan selanjutnya.
“Kami akan menyampaikan usulan ini dan memastikan suara petani terdengar,” ujar Acep.
Aksi Bertepatan dengan HUT Lebak ke-196
Aksi tersebut berlangsung tepat pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-196 Kabupaten Lebak. Konflik tanah Tenjolaya yang mencapai 119 hektar semakin menjadi sorotan karena lahan itu menjadi sumber kehidupan puluhan petani yang kini menuntut kepastian haknya.
(Red)

