Posted in

Warga Masyarakat Kampung Cangketeuk, Desa Pasirnangka Bangun Jalan Poros Desa Secara Swadaya

LEBAK, ArtistikNews.com – Minggu pagi, 24 Agustus 2025 di Kampung Cangketuek tidak berjalan biasa. Warga Desa Pasirnangka turun ke tanjakan jalan poros yang mengarah ke Desa Leuwicoo. Mereka membawa alat seadanya. Tujuannya satu: memperkeras jalan yang selama ini licin dan rawan kecelakaan.

Sejak pagi, warga langsung membagi peran. Sebagian mengaduk adonan beton. Sebagian lain meratakan permukaan jalan. Karena itu, pekerjaan berjalan cepat meski tanpa alat berat. Mereka sepakat mengandalkan tenaga sendiri.

Jalan yang mereka kerjakan membentang sekitar 80 meter. Lebarnya mencapai 2,5 meter dengan ketebalan cor 10 sentimeter. Lokasinya berada di jalur menanjak menuju Kampung Cangketuek. Selama ini, jalur tersebut sering menyulitkan pengendara saat hujan.

Selain warga, Kepala Desa Pasirnangka Sarman Rudianto ikut turun langsung ke lokasi. Ia bergabung bersama RT, RW, dan tokoh masyarakat. Kehadiran aparat desa membuat semangat warga semakin kuat.

Menurut Sarman, warga mengumpulkan dana secara mandiri. Setiap kepala keluarga menyumbang Rp25 ribu untuk membeli pasir dan batu split. Selain itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak turut membantu dengan menyumbangkan 100 sak semen.

“Hari ini warga memilih bergerak sendiri. Kami tidak menunggu program apa pun. Jalan ini kami butuhkan setiap hari,” kata Sarman di sela kegiatan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan alasan percepatan pembangunan. Sebelumnya, jalan tanah tersebut sering berubah licin saat hujan. Akibatnya, pengendara kerap terjatuh, terutama pelajar yang berangkat sekolah menggunakan sepeda motor.

“Kalau hujan turun, jalur ini sangat berbahaya. Karena itu, kami sepakat memperbaikinya sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, RW Sardi menilai gotong royong tersebut membawa dampak luas. Menurutnya, jalan yang lebih baik akan mempermudah aktivitas warga, khususnya di sektor pertanian dan distribusi hasil panen.

“Kalau akses lancar, ekonomi warga ikut bergerak. Ini bukan sekadar jalan, tapi kebutuhan bersama,” ucapnya.

Pada akhirnya, kerja bersama itu menjadi bukti kekuatan swadaya warga desa. Tanpa menunggu lama, mereka memilih bertindak. Hasilnya, akses utama perlahan berubah menjadi jalur yang lebih aman dan layak dilalui. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page